Tulisan ini diposting pada 07 November 2014 pada rubrik Pembaca Menulis di Jawapos, mengisahkan ketika itu sebagai nasabah BCA, kebetulan mau mengambil beberapa uang dan jalur yang terdekat untuk dilewati adalah BCA di daerah A. Yani, Surabaya.

Keadaannya adalah ini masuk dalam komplek area BCA, ada security dan tampak pula orang yang sedang duduk-duduk di samping pintu ATM, sempat melihatnya kalau dia juga sedang berbincang-bincang dengan security BCA.

Saya mengabaikan hal itu, masuklah ke ATM untuk ambil uang lalu selesai dan akan kembali mengeluarkan sepeda motor ke arah keluar area BCA. 

Seketika orang yang duduk-duduk tadi menghampiri dan meminta supaya bayar parkir. Sesuai prosedur, saya pun meminta karcis parkir sebagai hak saya sebagai pengguna parkir, namun tidak diberi oleh orang tersebut dengan alasan karcis habis.

Menulislah saya akan kejadian ini supaya menjadikan evaluasi dikemudian hari, dan/ atau jadi tahu ada permasalahan apa yang sedang dihadapi antara BCA dengan jukir liar ini, saya sebut liar karena memang ini bukan jukir resmi dari Dishub Surabaya.

Berselang beberapa hari setelah tulisan ini dimuat di Jawapos, pihak BCA menghubungi saya dan meminta waktu untuk bertatap muka menjelaskan atau meminta klarifikasi akan hal keluhan yang saya alami.

Parkir BCA bayar?

Pertemuan dengan wakil dari BCA A. Yani, Surabaya terjadi di tempat makanan cepat saji, disana saya berjumpa dengan Pak Henry, namanya, kalau tidak salah ingat beliau adalah wakil/ humas dari BCA cabang tersebut.

Sembari makan, kami ngobrol dan Pak Henry bercerita tentang apa yang terjadi, keadaan dan situasi yang dialami, secara khusus dengan tindakan jukir liar ini. Saya cukup memahaminya, lantas saya memberikan beberapa usulan, dan tentu ini juga menjadi salah satu pelayanan bank kepada nasabah untuk memberikan akses yang terbaik dan merasa dilayani.

Sebagai catatan, disebutkan bahwa tidak semua BCA tepi jalan umum yang ada jukir liarnya, mayoritas ada security dari BCA yang menjaga dan tidak dipungut biaya parkir bagi orang yang parkir untuk mengambil uang di ATM/ teller area banj tersebut.

Ini bukan sekadar persoalan seribu atau dua ribu, namun ini adalah persoalan premanisme. Hal semacam ini tidak perlu terjadi kalau penegakan hukum dan/ atau regulasi peraturan daerah berjalan dan ditegakkan dengan baik. Jangan sampai negara kalah dengan preman semacam ini. Sayangnya beberapa waktu terakhir (2019) saya masih sempat melewati bank tersebut, masih juga ada jukir liarnya. Atau jukirnya sudah menggunakan seragam dari Dishub Surabaya ya? Saya kurang lihat secara detail, karena lewat hanya sebentar.

Terima kasih atas respon cepat BCA, juga atas souvenir dari BCA yang disampaikan oleh Pak Henry ketika berjumpa meminta klarifikasi. Teruskan pelayanan yang terbaik bagi nasabah dan secara luas adalah bagi siapapun yang bukan nasabah.

Tanggapan BCA atas parkir